
SEKARKIJANG.JEMBER – Pembangunan infrastruktur pertanian di wilayah Kabupaten Jember mendapatkan perhatian besar di era Bupati Jember, Gus Fawait. Program optimasi lahan (OPLAH) tahun 2025 ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam memaksimalkan potensi lahan pertanian.
Kepala Dinas DTPHP, Ir. Mochamad Sigit Boedi Ismoehartono, M.P, menyampaikan program ini sebagai pengoptimalan potensi lahan agar lebih produktif.
“Program OPLAH merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memaksimalkan potensi lahan pertanian, terutama lahan yang sebelumnya kurang produktif atau belum tergarap secara optimal,” sampainya.
Ia juga menambahkan demi meningkatkan hasil panen, petani akan mendapat bantuan pupuk dan biaya olah lahan.
“Melalui program ini, petani penerima manfaat mendapatkan bantuan pupuk urea nonsubsidi serta bantuan biaya olah lahan yang ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus mendorong peningkatan hasil panen,” tambahnya.
Saat ini program OPLAH 2025 Kabupaten Jember mendapatkan alokasi 4.410 hektare yang tersebar kedalam 107 kelompok tani. Kemudian untuk progresnya pembangunan (fisik) mencapai kurang lebih 80 persen. Sementara progres serapan keuangan kurang lebih sekitar 70 persen.
Program OPLAH bukan hanya tentang peningkatan hasil produksi, tetapi juga tentang membangun kemandirian dan keberlanjutan sektor pertanian bagi generasi mendatang. Kolaborasi selalu dijaga dan ditingkatkan antara pemerintah, kelompok tani, dan masyarakat agar Kabupaten Jember dapat mempertahankan predikatnya sebagai salah satu lumbung pangan utama di Jawa Timur.
Pada program OPLAH ada 3 kegiatan, yakni konstruksi, olah lahan, dan bantuan pupuk urea non-subsidi 30 kg / Ha.
Pertama adalah konstruksi, kegiatan konstruksi meliputi eksplorasi atau pencarian sumber air baru untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi. Diprioritaskan bagi daerah yang termasuk IP=1, artinya dalam 1 tahun hanya bisa menanam padi 1 kali. Kegiatanya bisa perbaikan saluran irigasi atau normalisasi saluran irigasi. Selain itu juga bisa mencari sumber-sumber mata air baru. Jadi misalkan ada air permukaan, air afur atau buangan yang tidak termanfaatkan, bisa dimanfaatkan dengan cara dipompa. Namun apabila memang sudah sangat terpaksa bisa menggunakan air tanah.
Kedua adalah olah lahan, pemerintah memberikan bantuan biaya olah lahan bagi petani penerima manfaat. Dikarenakan petani di Jember sering menggunakan metode pengolahan tanah secara penuh (menggunakan bajak/cangkul) untuk persiapan lahan sawah dan tegalan, terutama untuk padi.
Ketiga adalah bantuan pupuk urea non-subsidi 30 kg / Ha, distribusi pupuk urea sudah dilakukan dan telah dimanfaatkan oleh kelompok tani. Petani merasakan manfaat yang besar dari program ini, sehingga saat ini DTPHP menerima usulan OPLAH untuk tahun 2026 mencapai sekitar 11.000 hektare. Sementara untuk kuota di 2026 perkiraan atau kuota awal tersedia 5.000 hektare. Hal ini menjadi harapan besar dari masyarakat bagi pemerintah untuk terus meningkatkan potensi lahan pertanian di Kabupaten Jember. (tim)