SEKARKIJANG.JEMBER – MTQ XXXI Tingkat Jawa Timur 2025 sebagai ikhtiar merawat nilai-nilai al-qur’an, melalui implementasi dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur, Jawa Timur menjadi gerbang baru nusantara.
“Karena MTQ Ini adalah Musabaqah Tilawatil Qur’an yang dikaitkan dengan Al-Quran, maka nilai-nilai itu dirawat untuk kehidupan masyarakat Jawa Timur, menuju Jawa Timur yang luar biasa, yaitu sebagai gerbang baru nusantara,” tutur Ketua Harian LPTQ Jatim, KH. Abdul Hamid Abdullah.
Bupati Jember, Muhammad Fawait juga menjelaskan dengan adanya MTQ XXXI Jatim di Jember ini, Al-Qur’an selalu hadir dan dicintai oleh masyarakat.
“Niat kami adalah untuk mencintai Al-Qur’an, masyarakat yang cinta sama Al-Qur’an, cinta sama Hafidz & Hafidzah, dan cinta sama Solawat,” tutur Gus Bupati Jember.
Lebih lanjut KH. Abdul Hamid Abdullah menjelaskan masyarakat Jawa Timur merupakan masyarakat yang agamis, yang islamnya kuat sekali. Sehingga al-qur’an itu sudah menjadi kehidupan sehari-hari, baik membaca, melafalkan dan menerjemahkan al-qur’annya, bahkan sampai kepada tingkat mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga yang sudah menjadi kebiasaan di dalam sehari-hari tentang nilai-nilai al-qur’an itu dirawat. Supaya semakin kokoh dan semakin dapat dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, KH. Abdul Hamid berharap MTQ sebagai ajang silahturrahmi umat islam dan forum pembelajaran.
“Harapan kami melalui MTQ, pertama sebagai sarana silaturrahmi umat islam dari segala latar belakang dan golongan yang berbeda-beda, disana numbuk menjadi satu dibawah naungan al-qur’an. Kedua sebagai forum pembelajaran sesungguhnya, karna ajang lomba ini diikuti dari usia anak 7 tahun hingga 40 tahun,” harapnya.
Melalui MTQ tidak hanya sekedar medengarkan orang membaca qiro’ah, tapi dari segi seni ada tilawah dengan lagu, dari hafalan ada MHQ, dari segi kecerdasan ada tafsir, dari segi dakwah ada MSQ, dari segi karya tulis ilmiah ada MKTQ, dan dari segi keindahan ada Kaligrafi.
“Bagian yang terpenting adalah syiar islam yakni kekompakan, sehingga berkumpulnya umat islam akan menimbulkan kesatuan dan persatuan umat, itu yang kita jaga,” titip KH. Abdul Hamid Abdullah.(*)