
Menurut Dima, SSA yang saat ini diterapkan di ruas jalan utama Tegalboto banyak dikeluhkan masyarakat. “Banyak sekali mayarakat yang mengeluh, ada warga setempat, dosen, mahasiswa, gara-gara SSA ini harus memutar jauh untuk berangkat kerja atau kuliah. Sejak SSA juga sering terjadi kecelakaan di ruas jalan utama di Tegalboto,’ ungkapnya.
Menurut dia, banyak mahasiswa Polije yang kos atau kontrak di timur Jembatan Mastrip. “Tetapi, sejak SSA, mereka harus memutar jauh ke Jalan Jawa, Jalan Kalimantan balik ke Jalan Mastrip baru masuk ke Polije. Malah banyak dari mereka sering melawan arah ke kampus Polije, ini kan malah sangat berbahaya,” ujarnya.
Padahal, sambungnya, SSA itu bertujuan untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi saat jam masuk atau pulang sekolah, tepatnya di sekitar SMAN 2 Jember dan SMPN 3 Jember. “Kami tegaskan bahwa Gus Fawait setuju untuk menghentkan SSA di Kampus Tegalboto,” ujarnya.
Sedangkan untuk mengurai kemacetan di SMAN 2 dan SMPN 3, Dima menegaskan perlu dikaji lebih mendalam. “Harusnya dikaji dulu dari berbagai aspeknya. Baik keselamatan, keamanan juga ekonominya karena di Jalan Jawa banyak PKL, pedagang kecil,” ujarnya. (wahyu)