SEKARKIJANG.BONDOWOSO – Sebanyak 20 mahasiswa Politeknik Negeri Jember (polije) Kampus Bondowoso dan Universitas Bondowoso (Unibo) berkolaborasi dalam acara Workshop Jurnalistik Digital, Sabtu (18/11). Mereka antusias mengikuti materi jurnalistik digital yang disampaikan Narto, STP.,MM, Manajer Jawa Pos Radar Ijen dan Amalia Martha Santosa, SPd,MPd, Dekan FKIP Unibo. Koordinator Polije Kampus Bondowoso Drs Imam Suparto MPd memberikan motivasi melalui opening speech Workshop Jurnalistik Digital di Polije Kampus Bondowoso.
Koordinator Polije Kampus Bondowoso Drs Imam Suparto MPd menjelaskan bahwa di era digital saat ini ada perubahan paradigma yang perlu disikapi oleh mahasiswa mileneal saat ini. Termasuk mahasiswa yang ada di Bondowoso, baik mahasiswa Polije Kampus Bondowoso atau Unibo, serta mahasiswa lainnya. “Acara workshop jurnalistik digital ini dimaksutkan untuk menyiapkan mahasiswa saat ini siap menghadapi era digital. Di era Citizen Jurnalism ini mahasiswa perlu punya bekal pengetahuan tentang jurnalistik,” kata Koordinator Polije Kampus Bondowoso Drs Imam Suparto MPd.
Dia berharap, workshop jurnalistik tidak berhenti sekali saja. “Saya harap nantinya mahasiswa yang melanjutkan belajar jurnalistik. Entah pakai nama apa nanti, mahasiswa bisa aktif publikasi sendiri tentang Polije Kampus Bondowoso,” harapnya.
Pemateri pertama, Narto STP MM menjelaskan tentang Junalistik Digital di Era Revolusi Industri 5.0. “Ada perubahan mind set tentang jurnalistik. Dulu skil jurnalistik hanya dimiliki oleh wartawan, di era digital ini siapapun bisa menjadi citizen jurnalis, masyarakat bisa apload produk jurnalistik sendiri di media digital,” kata Narto STP MM.
Dia menuturkan, mahasiswa mileneal saat ini memang perlu memliki kenampuan jurnalistik digital yang baik. ‘Sekarang kemampuan jurnalistik sudah menjadi kebutuhan. Agar tidak menyebar hoax, mahasiswa harus belajar dan memiliki kemampuan jurnalitik, terutama dalam membuat berita, mengelola konten video dan desain serta foto jurnalistik,’ kata alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember tersebut. ‘
Sementara, Amalia Martha Santosa, SPd,MPd, Dekan FKIP Unibo sebagai pemateri kedua menjelaskan tentang pengetahuan jurnalistik secara akademis. Karya ilmiah jurnalistik tetap harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. “Sebagai bagian dari karya ilmiah, jurnalis tetap harus melakukan analisis mendalam terhadap data yang dikumpulkan. Mereka menyusun informasi secara sistematis untuk membentuk argumen atau menyampaikan temuan mereka,” kata Amalia Martha Santosa, SPd,MPd.
Mahasiswa tampak antusias, disela-sela waktu yang mepet, sejumah mahasiswa bertanya kepada pemateri. Antara lain Rizky Kurniawan Efendi, Eza Anom M, Ainul, Wasil. “Saya Tanya apakah ada kode etik dan bagimanaa sanksinya bagi karya ilmiah yang melanggar aturan?,” yanya Wasil kepada Amalia Martha Santosa, SPd,MPd.
Lantas, Amalia Martha Santosa, SPd,MPd. Menjelaskan bahwa untuk karya ilmiah, tidak diatur kode etiknya. “Yang diatur adalah pedoman penulisan karya ilmiah, masing-maisng kampus memiliki pedoman sendiri. Jika ada plagiasi, sata ini ada aplikasi turnitin yang bisa mendeteksi apakah karya tulis tersebut hasil plagiasi atau bukan. Jika ada plagiasi besar maka dosen bisa tidak meluluskan karya ilmiah mahasiswa tersebut,” pungkasnya. (wahyu)