SEKARKIJANG.VIETNAM. Perayaan Idul Fitri 1445 H ini sangat istimewa bagi Noer Sidqi Muhammady, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Jember. Pertama kali, Sidqi, sapaan karibnya merayakan Idul Fitri di luar negeri, di sebuah Negara yang umat muslimnya minoritas, tepatnya di Hanoi Vietnam.
Noer Sidqi Muhammady berangkat ke Vietnam ditengah bulan Ramadan 1445 H dalam program….Sidqi bersama satu mahasiswa Indonesia lain dalama program yang sama. Selama enam bulan Sidqi akan berada di Vietnam. “Alhamdulillah, saya menjalankan ibadah Sholat Idul Fitri di gedung KBRI di Hanoi Vietnam dengan kyusuk bersama umat Islam lain di Hanoi Vietnam,” kata Sidqi, mengawali ceritanya.
Sidqi ikut program PAN ASEAN Coalition for Epidemic and Putbreek Preparedness (PACE-UP) dari DAAD Scholarship)
Mahasiswa S2 Farmasi Unej itu menjelaskan bahwa menjalani perayaan Idul Fitri 1445 H di Vietnam jelas berbeda dengan di tanah air. “Perayaan Idul Fitri di sini dirayakan sederhana di KBRI dan tidak banyak orang,” ujar alumni Fakultas Farmasi Unej tersebut. Hanya saja, Sholat Idul Fitri dilaksanakan Kamis, 11 April 2024.
Setelah sholat idul Fitri menghadiri acara Open House di rumah Duta Besar (DUbes) Indonesia untuk Vietnam. Keesokan harinya, 12 April 2024 menghadiri acara Open House di rumah delegasi Menteri Pertahanan di rumah dinasnya du Ciputra Hanoi.
Perayaan di Vietnam tentau sangat berbeda , dibandingkan dengan perayaan Idul Fitri di kampung halama Sidqi di Madura. “di Madura perayaan Idul Fitri berlangsung lama. Suasana Lebaran msih terasa dalan waktu satu bulan,” ujarnya. Pasalnya, selama satu bulan dimanfaatkan untuk berkeliling bersilahturahmi dengan sanak saudara.
Sedangkan di Vietnam, jumlah umat Islam sangat minim. “Di sini yang muslim rata-rata dari Indonesia dan dari beberapa Negara yang mayoritas muslim seperti Malaysia, Brunei dan beberapa nara atimur tengah,” ujarnya.
Minoritas itu membuat umat Islam dari berbegai Negara lebih dekat. “Seperti saudara beneran meski beda Negara. Malah kalau perlu apa-apa kami yang di Vietnam saling dukung. Untuk cari makanan halal kita juga dapat referensi dari teman-teman sesame muslim,” ujarnya. Bahkan, kadang-kadang bersama-sama untuk membelinya.
Saat shalat tarwih, umat islam shlat berjamaah di KBRI atau masjid terdekat. “Untuk penduduk local Vietnam sendiri baik-baik kok. Mereka menghormati umat islam yang menjalankan ibadahnya seperti sholat Jumat, sholat tarawih atau puasa Ramadan,’ ujarnya. Apalagi, saat ini Vietnam sudah sangat terbuka dengan Negara luar, termasuk banyak Negara muslim. (ron)