SEKARKIJANG.SURABAYA – Banyak jamaah dari berbagai kalangan memadati Masjid Al-Ikhlas Sidoarjo, 7 Desember 2024. Mereka mengikuti kajian subuh bertema “Ya Allah, Sudah Pantaskah Aku Mendapatkan Surga-Mu.” Kegiatan ini dipandu oleh Abdul Karim sebagai moderator dan menghadirkan H. Ahmad Mirzah, MH, Lc., M.Pd.I., seorang narasumber berpengalaman yang dikenal dengan wawasan keislamannya yang mendalam.
Kajian dimulai pukul 04.30-05.00 WIB (waktu Syuruq), mengupas tentang pentingnya amal saleh sebagai jalan untuk meraih rahmat Allah, satu-satunya kunci masuk ke surga. Inti Kajian adalah Amal sebagai Bukti Cinta kepada Allah.
Dalam pembukaannya, H. Ahmad Mirzah menekankan bahwa amal saleh bukanlah alat untuk “membeli” surga, melainkan bukti kesungguhan seorang hamba dalam mengharap rahmat Allah. Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalannya, melainkan karena rahmat Allah” tutur H. Ahmad Mirzah
Menurut H. Ahmad Mirzah, manusia harus memjemput Rahmat Allah. “Rahmat Allah adalah anugerah yang harus kita jemput dengan amal saleh, keikhlasan, dan ketaatan,” ungkap H. Ahmad Mirzah.
Lebih lanjut, H. Ahmad Mirzah membahas sebuah kisah dari Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, yang pernah menjawab tiga pertanyaan penting. “Amalan yang paling utama adalah yang diterima oleh Allah,” jawab Sayidina Ali. Hal ini menegaskan bahwa keikhlasan dan kesesuaian dengan syariat menjadi penentu diterimanya amal,” imbuhnya.
Sedangkan hari yang paling utama menurut H. Ahmad Mirzah adalah umat Islam yang meninggal dunia dalam iman. “Hari terbaik adalah hari di mana seseorang wafat dalam keadaan beriman,” ujarnya. Pesan ini mengingatkan pentingnya menjaga keimanan hingga akhir hayat.
Sedangkan bulan yang paling utama bagi umat Islam adalah saat bertaubat. “Bulan terbaik adalah bulan ketika seseorang bertaubat kepada Allah,” tuturnya. Dia menegaskan bahwa setiap waktu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekat kepada Allah.
Ahmad Mirzah juga menyampaikan pentingnya menjaga niat dalam beramal. Amal tanpa keikhlasan, menurut beliau, hanya akan sia-sia di hadapan Allah. Beliau mengajak jamaah untuk menjadikan evaluasi diri sebagai rutinitas, memanfaatkan setiap momen untuk berbuat kebaikan, dan menjadikan taubat sebagai langkah awal menuju perbaikan. “Sebesar apa pun dosa kita, rahmat Allah senantiasa lebih besar. Tugas kita adalah terus berusaha dan tidak berputus asa dari kasih sayang-Nya,” ujarnya dengan penuh kelembutan.
Sesi tanya jawab berjalan aktif dengan berbagai pertanyaan dari jamaah. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah tentang menjaga konsistensi beramal di tengah kesibukan. Menjawab hal ini, H. Ahmad Mirzah memberikan saran untuk memulai dari hal kecil, membuat target ibadah sederhana, dan menjadikan sholat sebagai prioritas harian.
Sebagai penutup, moderator Abdul Karim menyampaikan apresiasi kepada narasumber atas ilmu yang disampaikan dan mengajak jamaah untuk terus mengikuti program kajian Masjid Al-Ikhlas.”Kajian ini memberikan motivasi dan pencerahan bagi jamaah untuk terus memperbanyak amal saleh sebagai persiapan menghadapi akhirat. Mari bersama tingkatkan amal kita, jemput rahmat-Nya, dan jadikan setiap langkah sebagai bagian dari perjalanan menuju ridha-Nya.,” ujar Abdul Karim sebagai moderator. (wahyu)