SEKATKIJANG.JEMBER – Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), Program Studi Vokasi Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember (FISIP UNEJ), Institut Teknologi dan Sains Mandala (ITSM), dan Wisata Sentool Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember berkolaborasi.
IA-ITB, FISIP UNEJ, ITSM dan Wisata Sentool memperkenalkan program komprehensif yang menyatukan ketahanan pangan dengan promosi ekowisata yang berkelanjutan. Kerjasama empat lembaga itu ditandai dengan penandatanganan MoU di Wisma Brawijaya Perkebunan Sentool Minggu, 20 Agustus 2023. Usai Penandatanganan MoU dilanjutkan Forum Group Discussion (FGD).
FGD menghadirkan Drs Achmad Sjaifullah MSc, PhD, dekan Fakultas MIPA Unej, Drs Joko Purnomo Dekan FISIP Unej, Rektor ITSM Dr Suwignyo Widagdo, SE, MM, MP, dosen Biilogi FMIPA Unej Dr Hidayat Teguh Wiyono MPd dan Dr Kahar Muzakhar SSi dan Ir Abdul Kohar MM IA-ITB, Hadir pula Wakil Rektor IV Unej Prof Bambang Kuswandi.
“Upaya unik ini menandai langkah penting dalam mengatasi dua aspek kesejahteraan masyarakat yang krusial – memastikan pasokan makanan yang cukup sebagai wujud ketahanan pangan dan melindungi keindahan dunia alam kita,” ujar Gembong Primadjaya Ketua Umum Ikatan Alumni ITB dalam sambutan yang disampaikan dalam rangka FGD dan Penandatanganan MOU Bersama Pembangunan Pusat Riset Teknologi Agroindustri untuk Penguatan Ketahanan Pangan antara IA-ITB dengan Komunitas Ketahanan Pangan Jember dari Akademisi Perguruan Tinggi dan Perkebunan serta masyarkat.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Ekowisata dirancang untuk menciptakan hubungan harmonis antara pengembangan pertanian dan pelestarian alam yang masih asli. Melalui perencanaan yang cermat dan kolaborasi strategis, menciptakan pendekatan holistik yang tidak hanya menyediakan nutrisi bagi populasi, tetapi juga merawat lingkungan yang menyokong kita.
Menurut Saritomo ketua IA-ITB Jatim, keberhasilan program ini juga akan bergantung pada upaya kolaboratif. “Kami berencana untuk dapat bermitra dengan instansi pemerintah, organisasi nirlaba, bisnis lokal, dan lembaga akademis untuk menggabungkan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian demi dampak yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Dr. Kahar Muzakhar koordinator panitia penyelenggara mengatakan bahwa Program ini mendorong budidaya beragam jenis tanaman yang tidak hanya kaya nutrisi tetapi juga tahan terhadap perubahan kondisi iklim. “Dengan mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, kami berupaya meningkatkan produksi item makanan penting, mengurangi risiko kegagalan panen, dan memperkuat ketahanan pangan,” ungkapnya.
Hal ini tidak hanya menjamin produksi makanan yang aman dan bergizi, tetapi juga menjaga vitalitas sumber daya tanah dan air. Pemberdayaan dan Pendidikan Masyarakat: Melalui FGD penguatan kapasitas, sesi pelatihan, dan inisiatif berbagi pengetahuan, masyarakat lokal dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan praktik pertanian berkelanjutan dengan efektif.
Hal ini memberdayakan masyarakat untuk menjadi penjaga ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan. “Program ini dengan mulus mengintegrasikan promosi ekowisata sebagai penggerak ekonomi yang sejalan dengan pelestarian alam,” imbuhnya.
“Bahkan, sehari sebelum penandatangan MOU dan FGD, dilakukan petik klengkeng Jember Super (Jemsu) yang merupakan salah satu varietas unggulan nasional,” imbuh pria yang juga ketua Yayasan ITS Mandala Jember tersebut. Kini, Tanaman klengkeng dikembangkan masih di Kabupaten Jember.
Dengan mempertahankan lanskap alam yang asli, kami menciptakan destinasi yang memukau yang menarik wisatawan yang mencari pengalaman autentik dan berkelanjutan. “Pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan ekowisata diinvestasikan kembali kepada masyarakat lokal, berkontribusi pada perkembangan sosial-ekonomi mereka,” ujar Dekan FISIP UNEJ Dr. Djoko Purnomo.
Saat dunia menghadapi tantangan yang kompleks, bangga menjadi pionir dalam menunjukkan bahwa mendukung pertanian dan alam dapat menjadi usaha yang harmonis dan saling menguntungkan. “Dengan menggabungkan kekuatan kedua sektor, kita sedang menanam benih bagi masa depan yang tangguh dan berwarna,” ungkap Dr. Suwignyo Widagdo rektor ITSM. (ridwan)