SEKARKIJANG-JEMBER-Sabtu (16/11/2024) terdapat banner yang dibentangkan di Jl Sumatera tepatnya di Depan Kantor DPRD Jember. Kalau dilihat bannernya dibuat oleh Forum Tegal Boto, bertuliskan Gus Fawait Menang Sistem Satu Arah (SSA) Tidak Ada Lagi.
Kebijakan ini memang menuao polemik kususnya bagi Masyarakat sekitar kampus Universitas Jember. Agus, seorang pedagang di kawasan tersebut, menyampaikan keluhannya. “Sistem satu arah lebih merugikan masyarakat, terutama kami para pedagang, karena pendapatan menurun,” ungkap Agus. Ia berharap sistem ini dihentikan. “Harapannya, Gus Fawait menjadi Bupati Jember dan menepati janjinya untuk menghentikan sistem satu arah di jalan-jalan ini,” tegasnya.
Senada dengan Agus, Bu Sipul, seorang pedagang lainnya, mengungkapkan bahwa pendapatan dagangnya juga menurun akibat penerapan sistem satu arah. “Mahasiswa yang biasanya lewat untuk membeli dagangan sekarang harus memutar, sehingga tidak lagi mampir ke sini,” ujarnya. Ia pun berharap pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut. “Semoga sistem ini dihilangkan karena sangat merugikan kami,” harapnya.
Begitu juga dengan Pak Arif. Mengaku kebijakan ini membuatnya jengkel. Karena harus menghindari jam jam berlakunya SSA untuk berangkat kerja dan pulang kerja. Dia mengisahkan selain pengendara banter banter juga jarak tempuhnya makin jauh. “Buang buang bensin mas” katanya. Pak Arif juga mengatakan saat ini kalo sore seringkali tidak ada personal Dishub yang jaga. Akibatnya pada saat jam berlakunya SSA malah ada yang melawan arus. ”Selain bikin macet, juga rawan kecelakaan mas” katanya.
Kebijakan sistem satu arah di Jember masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Banyak pihak merasa dirugikan, terutama pelaku usaha kecil. Namun, keputusan terkait penerapan atau penghentian kebijakan ini sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Meski begitu, masyarakat berharap suara mereka didengar untuk mencapai solusi terbaik bagi semua pihak. Karena kebijakan ini dibuat oleh rezim sekarang. Kelak jika Gus Fawait terpilih menjadi Bupati Jember, masyarakat Tegal Boto berharap kebijakan SSA dihentikan. (Wahyu)