SEKARKIJANG.COM.BONDOWOSO – Dr. H. Mohammad Fathorazi, SE., MSi mendesain rumahnya di Desa Dawuhan Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso menjadi taman edukasi tanaman langka. Rumah yang mewah (mepet sawah, Red) ini disulap menjadi sebuah taman yang dihiasi sekitar 63 tanaman langka.
Mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (FEB Unej) ini juga membangun kincir air yang mampu mengairi sekitar 20 rumah yang tinggal di sekitarnya. Bahkan, Pak Rozi, sapaan karibnya juga membangun dua instalasi kicir air untuk mengaliri air kepada puluhan warga lainnya. Disamping untuk mengangkat air sehingga bisa membantu masyarakat sekitarnya juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, menjadi selep kopi dan parut kelapa sehingga tergolong kincir multi purpose.
Dalam pekarangan yang memiliki luas kurang lebih 1 hektar, Pak Rozi membangun sejumlah bangunan. Pertama, rumah utama yang jadi tempat tinggal. Bangunan kedua bangunan yang lengkap dengan perabotnya yang bisa digunakan jika ada tamu yang menginap. Ketiga bangunan berupa aula yang bisa digunakan untuk pertemuan. Keempat satu bangunan yang berisi sejumlah tempat tidur yang bisa digunakan untuk beristirahat atau asrama untuk pelatihan. Dalam bangunan ini juga terdapat studio music yang bisa dimanfaatkan untuk latihan bagi yang memerlukan. Ada lagi bangunan khusus untuk instalasi kincir air beserta generatornya dan alat selep kopi dan parut kelapanya.
Ketika ditanya untuk apa semua ruangan ini? Dia menjawab “untuk edukasi pemanfaatan kincir dan memperkenalkan buah Indonesia serta bisa digunakan untuk pertemuan bagi yang memerlukan”. Pernah digunakan pertemuan petani Bondowoso, mahasiswa, bahkan para pengawas di lingkungan dinas pendidikan Bondowoso. “Semuanya gratis, imbuhnya”
Nah, diantara sejumlah bangunan inilah berdiri 63 pohon langka. Ada pohon langka yang ditanam di halaman tengah. Ada juga pohon langka yang ditanam di seputar sebuah taman sekitar seluas 500 meter. Bangunan-bangunan itu dihubungkan dengan sebuah jembatan yang dibangun sendiri oleh Pak Rozi diatas sungai yang aliran airnya mengalir sepanjang masa. Termasuk saat kemaraupun airnya tetap mengalir cukup deras.
Saat ditemui di rumahnya, Pak Rozi bercerita panjang lebar tentang misinya membangun taman edukasi tanaman langka. “Saya ingin tanaman langka ini tumbuh dan berkembang di sini. Agar bisa berkembang lebih banyak lagi, minimal saya telah berkontribusinya merawatnya.” Kata Pak Rozi.
Ketua dewan Penasihat ICMI Orda Jember itu menuturkan bahwa penanaman pohon langka tersebut tidak bersamaan. “Total ada 63 pohon langka yang sudah saya tanam. Setiap ada bibit yang saya dapat langsung saya tanam,” imbuhnya.
Pak Rozi berburu pohon langka tida hanya di sekitar Bondowoso atau Jember saja tetapi hingga ke seantero Indonesia.”Bahkan ada yang saya dapatkan dari luar negeri yaitu pohon mangga merah dan kelapa Thailand yang tidak ada gajihnya dan isinya hanya berupa air”, ungkapnya. “Tapi harganya lebih mahal bisa mencapai Rp 35.000 per biji” paparnya. Selain mendapatkan berupa bibit pohon, juga ada yang diperoleh berupa biji. “Proses menanam ini sudah sekitar 50 tahun lalu dan ada yang baru tanam,” ungkapnya. Diantara deretan pohon langka yang bisa dinikmati buahnya antara lain : Dewandaru yg dikramatkan di gunung Kawi, buah nam-nam yang buahnya memang mirip angka 6, ceremai dari Mojokerto, Boni dari Bali, nangka merah Nganjuk, bisball fruit, duku, murbei dari Kediri, kemiri dari Bondowoso, mundu obat pencahar, pohon salam untuk asam urat dan partner sayuran, serta mangga merah dan mangga bisa. Juga tak kalah menariknya ditempat ini bersanding buah klengkeng kuning dan klengkeng merah. Diantara rerimbunan juga ada pohon menjalar seperti markisa yang sangat terkenal di Sulawesi dan buah naga baik yang putih maupun yang merah. Kalau ditelusuri lebih jauh di pekarangan ini juga terdapat kelor uling dan kelor putih yang memang beda rasanya, ada juga juwet hitam dan juwet putih yang konon katanya berkhasiat untuk diabetes. “Ada pohon yang biasa kita beli di pasar Bondowoso tetapi sudah tak ada lagi disana yakni buah Benua yang hampir saya nikmati tiap hari ketika kecil dulu” tambahnya.
Kesimpulannya pohon dipekarangan ini bukan hanya menyajikan buah yang dapat dinikmati tetapi menyajikan sejarah yang amat berharga. Semoga bermanfaat! (wahyu)