
SEKARKIJANG.BONDOWOSO – Puluhan mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial (KS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (KS FISIP Unej) tidak sekedar magang di Dinas Sosial dan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso. Mereka tampak semangat dan antusias saat mendampingi eks pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Salah satunya saat mendampingi Asmiati, eks ODGJ asal Desa Pasarejo Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso. Sejumlah mahasiswa KS FISIP Unej secara bergantian datang ke rumah Asmiati. Asmiati belum lama pulang setelah menjalani perawatan di UPT RSBL Dinas Provinsi yang ada di Pasuruan selama dua tahun.
Menurut Mohammad Risky Ramadhan, ketua kelompok magang KS FISIP Unej program magangnya untuk pendampingan eks ODGJ yang ada di Bondowoso. Total ada sekitar 30 eks ODGJ yang didampingi bersama pendamping resmi dari Dinas Sosial. “Kami di sini magang, ikut aktif membantu para pendamping resmi dari Dinas Sosial,” kata Mohammad Risky Ramadhan.
Dia mengaku, baru pertama kali menghadapi langsung pada eks ODGJ. “Ini bidang keilmuan kami di KS UNej. Ilmu yang kami peroleh di kampus diterapkan di masyarakat tentu disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien dan masyarakatnya,” ugnkapnya. Salah satunya klien yang ditangani adalah Asmiati.
Diakuinya, butuh ketelatenan, kesabaran dan harus penuh dedikasi untuk mendampingi eks ODGJ untuk kembali ke keluarga dan ke masyarakat. “Ini pekerjaan sangat susah tetapi ini memang bidang keilmuan kami di KS FISIP Unej, Alhamdulillah selama ini berjalan lancar dan tidak banyak kendala,” ungkap Aisyah Jovanca Anggraini, mahasiswa KS FISIP Unej yang mendampingi langsung Asmiati. ‘
Salah satu upaya untuk mengedaptasikan kembali klien ke keluarga dan masyarakat adalah kegiatan dengan kebersamaan, Yaitu dengan membuat kue secara bersama-sama di rumah klien. “Agar klien mulai memiliki senangat makanya kami ajak bersama-sama. Dan Bu Asmiati ternyata mulai mrespon dengan baik,” ujarnya.
Muzayyanah, pendamping resmi dari Dinas Sosial mengakui butuh perjuangan dan ketelatenan. ‘Yang ditanagni ini kan otang dalam kondisi luar biasa, memang harus sabar dan telaten. Adik-adik mahasiswa ini sekarang belajar secara langsung penanganan eks pasien ODGJ untuk kembali ke masyarakat,” ujar Mbak Moza, sapaan karib Muzayyanah. (ridwan)