Dibalik anak yang hebat pasti ada ibuk yang hebat. Pengalaman ini juga terjadi Pada Almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur. Ulama Kharismatik, mantan Presiden ke-5 Republik Indonesia. Gus Dur merupakan cucu dari Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari Pendiri ormas islam Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Dur memiliki Ibu Bernama Nyai Sholichah, putri dari KH. Bisri Sansuri. Ibunda Gus Dur selalu menyiapkan masakan untuk 3 (tiga) orang terkasihnya. Ketiga orang tersebut adalah ayah mertuanya Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, suaminya KH Wahid Hasyim, dan anak sulungnya Abdurrahman Ad Dakhil (Gus Dur).
Nyai Sholichah (Ibunda Gus Dur) setiap malam memilih dan memilah biji-biji beras terbaik dari karung, sembari terus melantunkan shalawat, satu shalawat untuk sebiji beras, tahap demi tahap hingga periuk nasi pun terisi dan siap untuk dimasak di pagi hari.
“Saya benar-benar tidak tahu hingga usia berapa gus dur kecil mendapat perilaku istimewa seperti itu dari ibundanya. Saya hanya penasaran, selain Gus Dur memang sosok jenius secara personal, sosial, dan spiritual, faktor apakah yang menjadikan Presiden Republik Indonesia ke-5 ini bisa sehebat itu semasa hidupnya. Dan, saya memeroleh jawaban dari Dr Ngatawi al-Zastrouw, asisten Gus Dur. “Bu Nyai Solichah betul-betul men-shalawati beras itu sebiji demi sebiji,” ucapnya.”
Berikut doa adab mencuci beras dalam kehidupan sehari-hari sebelum kita memasak agar apa yang kita makan mendapatkan berkah.
- Menggunakan tangan kanan untuk membasuh beras.
- Aduk dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam (sama seperti arah tawaf)
- Membaca :
ليس لها من دون الله كاشفة
“Laisa lahaa min duunillahi kaasyifah (Tidak ada penyembuh selain dari Alloh) - Boleh juga baca “Yaa Lathiif ” (3x)
- Ulang basuhan sebanyak 3x sehingga bersih.
- Sholawat.
- Niatkan dalam hati supaya dilembutkan hati diri sendiri, pasangan dan anak-anak.
Masaklah makanan anda dengan berzikir, insyaa Alloh akan membawa berkah bagi yg makan.
*Disarikan dari berbagai sumber