SEKARKIJANG.JEMBER – Menjelang pemungutan suara pilkada serentak 27 November 2024, ratusan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Studi Insan Cita (KSIC) turun ke jalan di tengah malam. Mereka melakukan serangan fajar dengan menyebarkan brosur atau selebaran tentang Kabupaten Jember yang Darurat Korupsi.
Saat ini, Sekda Jember yang masih aktif Hadi Sasmito telah ditahan Polda Jawa Timur untuk satu kasus pengadaan Bilboard senilai Rp 2 miliar dengan kerugian negara Rp 1, miliar. Bahkan, kini ada belasan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sudah menjalani pemeriksaan aparat penagak hukum (APH) karena laporan dugaan korupsi di lembaga yang dipmpinnya.
Bahkan, aktivis KSIC Jember malah menyebutkan ada 74 kasus korupsi yang kini sedang ditangani oleh APH baik Polres Jember, Polda Jatim, Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember, kejaksaan Tinggi (Kejati) sampai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Para aktivis KSIC Jember keliling di sekitar Kota Jember, terutama daerah kampus Universitas Jember (Unej).
“Kami ingatkan masyarakat bahwa Kabupaten Jember hari ini darurat korupsi!,” kata Novan, ketua KSIC yang memimpin serangan fajar di Kota Jember. Novan, bersama sejumlah aktivis KSIC keliling jalan kaki bagikan brosur kepada pengguna jalan, juga kepada pengunjung warung-warung kopi bahkan kepada abang becak yang sedang mangkal.
Menurut Novan, pengelolaan pemerintahan Kabpaten Jember saat ini amburadul dengan banyaknya laporan dugaan korupsi. “Banyak laporan, yang kami kumpulkan sudah ada 74 kasus yang sudah menunggu di usut oleh aparat penegak hukum. Ini bukti pmerintahan saat ini tidak taat aturan pengelolaan keuangan negara,” ujarnya.
“Bukti riiil saat ini adalah penetapan tersangka dan penahanan sekda oleh Polda Jatim karena kasus korupsi. Sekda itu pemimpin birokrat tertinggi di Kabupaten Jember, yang juga ketua tim anggaran Pemkab Jember, saat ini harus menginap di hotel prodeo,” ungkapnya. (wahyu)