
SEKARKIJANG. JEMBER – Universitas Jember menambah jumlah guru besarnya. Mereka adalah Prof. Drs. Antonius Cahya Prihandoko, M.App.Sc., Ph.D., guru besar di bidang Ilmu Kriptografi pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember. Prof. Dr. Ir. Sholeh Avivi, MSi., guru besar bidang Ilmu Pemuliaan Tanaman di Fakultas Pertanian. Dan ketiga, Prof. Dr. Ir. Soni Sisbudi Harsono, M.Eng. M.Phil., guru besar bidang Ilmu Energi Terbarukan untuk Alat Mesin Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian. Ketiganya telah dikukuhkan bersama Rabu 26 Juli 2023.

Prof. Dr. Ir. Sholeh Avivi, MSi tidak hanya pakar Ilmu Pemuliaan Tanaman saja. Prof Sholeh ternyata yang ternyata juga seorang kai. Dia mengasuh Pondok Pesantren Putri Ma’had El Aviv di Jember. Bagi pria yang sering disapa Ustdaz Avivi ini dunia pondok pesantren bukan hal yang asing. Maklum kedua orang tuanya, pasangan KH. Fauzan Shofwan dan Nyai Hj. Lilik Maslihah juga pengasuh pondok pesantren.
“Jadi saya memang lahir dan tumbuh di dunia pesantren, maka nilai-nilai pesantren pun mewarnai perjalanan hidup saya. Saat masuk SMP, Abah mengirim saya nyantri ke Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Begitu pula saat kuliah di Institut Pertanian Bogor, saya kuliah sambil mondok di Pondok Pesantren Nurul Imdad Bogor,” ujar bapak empat anak ini.
Awalnya Avivi muda ingin jadi dokter, tak heran jika pilihan utama kuliahnya ke Fakultas Kedokteran di sebuah PTN di Jakarta. Namun nasib berkata lain, justru Institut Pertanian Bogor yang menerimanya. Jadilah Avivi mempelajari pemuliaan tanaman hingga berbuah manis hingga dikukuhkan menjadi guru besar. “Saya bersyukur walau tidak jadi dokter namun jadi doktor, yah boleh dikata jadi dokter tanaman lah,” katanya bercanda.
Rasa syukur tadi pula yang mendorongnya untuk terus meneliti, khususnya bidang pengeditan genom. Beberapa perguruan tinggi yang menjadi lokasi penelitian Prof. Sholeh Avivi diantaranya Queenlands University Australia dan Gyeongsang National University Korea Selatan. Menurutnya menuntut ilmu itu wajib bahkan jika perlu hingga ke negeri China seperti tuntunan dalam hadits Rasulullah SAW.
“Saya mengikuti pesan para guru-guru saya saat nyantri dulu di pondok pesantren, menuntut ilmu agama itu utama tapi ilmu umum jangan sampai ditinggalkan. Apalagi di jaman saat ini. Memiliki dasar ilmu agama yang kuat menjadi penting bagi anak-anak kita agar tidak kehilangan jati diri dan siap menghadapi berbagai tantangan jaman,” tutur pria yang aktif di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember dan Majelis Ulama Indonesia Jember ini. (ridwan)