SEKARKIJANG.JEMBER – Angka bayi dibawah lima tahun (balita) di Kabupaten Jember tahun 2022 masih menduduki peringkat pertama di Provinsi Jawa Timur, yaitu 34,9 persen. Angka ini menunjukkan bahwa dari 349 balita di Jember alami stunting dari 1.000 angka kelahiran. Ini sungguh ironis karena upaya pengentasan angka stunting sudah dilakukan oleh Pemkab Jember. Jika dikalkulasi lagi maka dari tiga balita ada satu balita di Kabupaten Jember yang mengalami stunting.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan yang dilansir https://databoks.katadata.co.id diketahui bahwa angka stunting di Jawa Timur sebesar 19,2 tahun 2022. Sedangkan kabupaten Jember sebesat 34,9 persen.
Ironisnya angka ini naik 11 persen dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 23,9 persen. Tetapi data versi Dinkes Jember menyebut, angka stunting Kabupaten Jember hanya dikisaran 7,37 persen saja.
Seperti yang dilansir https://kominfo.jatimprov.go.id/ Pemkab Jember merupaya mepercepat penurunan angka stunting. Itu terungkap dalam FGD (Forum Group Discussion) tentang pencegahan Stunting di Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember dan di Kantor Bupati Jember, Senin (27/2/2023).
Perwakilan BKKBN Jatim menggandeng Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si untuk melibatkan Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Tak hanya gandeng Universitas, BKKBN Jatim juga jalin komunikasi yang intensif dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Jember yang diketuai oleh Wakil Bupati Jember, KH. Balya Firjaun Barlaman.
“Sesuai hasil SSGI 2022, angka prevalensi Stunting di Kabupaten Jember naik 11 poin yang menjadikan Kabupaten Jember sebagai Kabupaten dengan angka prevalensi stunting 34.9 persen, tertinggi stunting di Jawa Timur, juga angka kematian ibu tinggi serta kemiskinan ekstrim tinggi, ” ujar Maria Ernawati Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.
Tingginya angka stunting di Jember mendapat perhatian khusus dari Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur M Fawait (Gus Fawait). Menurut dia, dengan jumlah balita stunting 34,9 persen itu kisaran sekitar 35.000 balita. “Kita bisa melihat data dan saya yang turun langsung ke Jember, realitanya selaras dengan angka data tersebut di mana stunting di Jember sangat tinggi,” kata Gus Fawait dalam keterangannya yang dilansir detik.com, Jumat (26/5/2023). (wahyu)