SEKARKIJANG.JEMBER – Lima Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) melaksanakan pengabdian masyarakat kepada peternak kambing di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Mereka melaksanakan pengabdian dengan judul Hilirisasi Produk Kambing Terozonisasi Guna Meningkatkan Kesejahteraan Kelompok Peternak Kambing Di Desa Jambearum Kabupaten Jember.
Mereka adalah Muhammad Nur Khoiruddin Arifien sebagai ketua tim. Dengan anggota Dzaki Agil Risqullah, M. Adib Firdauzi, M. Yoga Gusti K dan Nadine Agisnie. Mereka didampingi dosen pendamping Aulia brilliantina, S.TP., M.P.
Menurut ketua tim pengabdian di Desa Jambearum Muhammad Nur Khoiruddin Arifien potensi populasi ternak kambing di Jember pada tahun 2021 sebanyak 56.194 ekor dan mengalami peningkatan pada tahun 2022 sebanyak 63.444 ekor. “Salah satu desa yang terkenal sebagai penghasil kambing di Kabupaten Jember yaitu Desa Jamberarum Kecamatan Sumber Jambe,” kata Muhammad Nur Khoiruddin Arifien.
Sebagian besar masyarakat di Desa Jambearum berprofesi sebagai peternak dan komoditas terbesar adalah kambing. “Salah satu kelompok ternak kambing yang ada di Desa Jambearum adalah raung mandiri yang diketuai oleh Anik Wariska. Raung Mandiri memiliki 150 ekor kambing yang dikelola oleh anggotanya,” ujarnya.
Adapun jumlah anggota kelompok ternak raung mandiri sejumlah 25 orang. Pada umumnya peternak ini masih menjual komoditas kambing dalam bentuk hidup dan biasanya untuk kebutuhan qurban dan akikah. “Permasalahan yang dihadapi para peternak khususnya di Desa Jambearum yaitu harga kambing yang sangat fluktuatif. Dimana penjualan dan harga kambing menurun saat bulan-bulan biasa, serta penjualan dan harga kambing akan naik ketika menjelang Hari Raya Idul Adha,” ujarnya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan mitra (Raung Mandiri) terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk menaikan pendapatan dan nilai ekonomis kambing, diantaranya dengan mengolah daging kambing menjadi produk jadi. Produk daging kambing ini akan meningkatkan nilai gizi dan nilai jual dari daging kambing tersebut. Akan tetapi kendala yang dihadapi oleh para peternak yaitu kurangnya pemahaman dan pengetahuan dalam proses pengolahan daging kambing.
Hal ini yang mendasari kegiatan pengabdian yang diyakini mampu membantu para peternak di Desa Jambearum untuk memanfaatkan kambing secara optimal sehingga mampu membantu menaikkan perekonomian para peternak di Desa Jambearum. “Berdasarkan permasalahan tersebut, kami tim pengabdian mengusulkan solusi inovatif yaitu pengolahan daging kambing menjadi nugget dan bakso terozonisasi. Metode ozonisasi dilakukan untuk menghilangkan bau amis pada daging kambing,” ujarnya.
Tim pengabdian Polije memberikan pelatihan, monitoring dan evaluasi pada permasalahan yang dialami oleh masyarakat di Desa Jambearum. Diantaranya tim pengabdian melakukan sosialisasi pembuatan nugget dan bakso berbahan dasar daging kambing terozonisasi. “Pelatihan pembuatan nugget dan bakso kambing secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan wawasan dan perekonomian masyarakat dengan dijual melalui E-Commerce,” kata Nadine Agisnie, anggota tim pengabdian lainnya.
Selain itu, tim pengabdian mendampingi dalam pengurusan perijinan edar produk. Kegiatan ini dapat berperan dalam memperbaiki perekonomian para peternak di Desa Jambearum melalui pengolahan daging kambing menjadi produk jadi. “Jika kegiatan ini berkelanjutan maka wilayah tersebut dapat berkembang menjadi wilayah dengan perekonomian yang lebih baik,” terangnya. (wahyu)