Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    PURNABAKTI 36 TAHUN ATIN MAHATMA, SAKSI HIDUP EVOLUSI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN JEMBER

    Oktober 30, 2025

    TEROBOSAN BARU MAHASISWA UNEJ, KOKTAIL BAKTERIOFAG DIKEMBANGKAN SEBAGAI ALTERNATIF AMPUH LAWAN BAKTERI RESISTEN

    Oktober 29, 2025

    HMI CABANG JEMBER LAKSANAKAN LK II DAN LKK 2025, CETAK PEMIMPIN MUDA INTELEKTUAL, BERINTEGRITAS, BERILMU DAN BERIMAN

    Oktober 27, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Sekar Kijang NewsSekar Kijang News
    • Log In
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    SUBSCRIBE
    • News
    • Cangkruk
    • Ekonomi
    • Entertainment
    • Ragam
    Sekar Kijang NewsSekar Kijang News
    Home » MENGENAL TRADISI “NYADRAN”
    Ragam

    MENGENAL TRADISI “NYADRAN”

    WUJUD BAKTI KEPADA LELUHUR DALAM MENYAMBUT DATANGNYA BULAN RAMADHAN DI JAWA
    Leni PutrianggrainiBy Leni PutrianggrainiFebruari 26, 2025Updated:Februari 26, 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
    Facebook Twitter WhatsApp Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

     

    Foto: Kemenag RI

    SEKARKIJANG. NASIONAL – Masyarakat Jawa dikenal memiliki banyak tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi tersebut meliputi upacara, adat, ritual, dan perayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satunya tradisi dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan bagi Umat Islam di Jawa.

    Setiap daerah di tanah jawa biasanya memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan. Nyadran menjadi salah satu tradisi yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang. Nyadran merupakan tradisi menyambut datangnya bulan ramadhan dengan cara mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.

    Dilansir pada prosiding Konferensi Nasional Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam (KONMASPI) dari UINSA yang dipublikasi tahun 2024, Istilah nyadran berasal dari bahasa Sansekerta “Sraddha” yang berarti keyakinan. Sebelum datangnya Islam, Masyarakat Jawa mengenal tradisi tersebut sebagai ritual penghormatan kepada leluhur dalam kepercayaan Hindu-Budha. Tujuan dari upacara tersebut adalah untuk memohon berkah dan perlindungan kepada roh nenek moyang.

    Setelah Walisongo datang ke Pulau Jawa, tradisi tersebut tidak dihilangkan akan tetapi dijadikan alat untuk menyebarkan agama Islam. Adanya pengaruh Agama Islam yang disebarkan oleh Walisongo menyebabkan tradisi Sraddha lambat laun berubah dalam praktik kegiatannya.

    Kata Sraddha dalam perkembangannya berubah menjadi Nyadran yang merupakan akulturasi dari budaya Jawa dan Islam. Pendekatan Walisongo lewat asimilasi dan akulturasi dengan tradisi yang sudah ada dalam masyarakat menyebabkan Islam kemudian mudah diterima oleh Masyarakat Jawa.

    Dilansir dari laman resmi kebudayaan Yogyakarta, Nyadran menjadi tradisi rutin Masyarakat Jawa yang dilakukan setiap bulan Ruwah (Kalender Jawa) atau Bulan Sya’ban (Kalender Hijriyah) dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan. Akan tetapi, beberapa daerah ada juga yang melaksanakan nyadran pada hari ke-10 bulan Rajab. Walaupun pelaksanaan nyadran di setiap daerah berbeda-beda, umumnya nyadran dilaksanakan pada Bulan Sya’ban untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan.

    -Advertisement-

    Beberapa daerah yang masih melestarikan nyadran sebagai tradisi menyambut datangnya Bulan Ramadhan adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Dalam praktiknya, tradisi nyadran memiliki serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

    1. Besik

    Merupakan kegiatan membersihkan kotoran atau rumput-rumput yang tumbuh di area makam. Pada kegiatan ini masyarakat saling bergotong royong untuk membersihkan makam.

    2. Kirab (arak-arakan menuju makam)

    Merupakan arak-arakan peserta nyadran menuju tempat upacara adat dilangsungkan.

    3. Ujub

    Merupakan penyampaian maksud kegiatan dari serangkaian upacara adat Nyadran oleh pemangku adat

    4. Doa

    Pemangku adat memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada leluhur yang sudah meninggal

    5. Kembul bujono (makan bersama) dan tasyakuran

    Merupakan prosesi terakhir dari serangkaian kegiatan dalam upacara nyadran yang berisi kegiatan makan bersama. Dalam tradisi nyadran, para anggota keluarga yang mengikuti upacara ini diwajibkan untuk membawa makanan sendiri. Makanan tersebut berupa makanan tradisional yang berisi ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur, dan sebagainya. Makanan yang dibawa diletakkan didepan untuk didoakan oleh pemuka agama kemudian dilanjutkan dengan saling tukar makanan dengan anggota keluarga lainnya.

    Masing-masing daerah di tanah jawa memiliki kearifan lokal sendiri-sendiri sehingga prosesi pelaksanaanya kemungkinan berbeda. Dilansir pada laman resmi menpan.go.id, beberapa daerah ada yang membawa sadranan atau bungkusan berisi hasil bumi saat membersihkan makam. Sadranan tersebut akan ditinggal di area pemakaman atau ada juga yang meninggalkan uang untuk biaya pengelolaan makam.

    Tradisi Nyadran yang telah dijaga kelestariannya selama ratusan tahun mengajarkan kita untuk tetap berbakti kepada leluhur dengan tetap mendoakannya. Selain itu, secara sosial nyadran dapat dijadikan media untuk melestarikan budaya gotong royong, sekaligus menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat. Kegiatan makan bersama atau kenduri dapat dijadikan ajang untuk berbagi rezeki dan berkah terhadap sesama. (LENI)

    Previous ArticleBENARKAH MASYARAKAT INDONESIA TELAH KECANDUAN TIKTOK? BAGAIMANAKAH DAMPAKNYA?
    Next Article SMAN 1 TAPEN SUKSES TERAPKAN SSK, MEWAKILI CABDIN JATIM WILAYAH BONDOWOSO, HOLIFAH NUR AZIZAH BAGIKAN STRATEGI PENGEMBANGAN SSK DI TUBAN
    Leni Putrianggraini

    Related Posts

    PERNAH DISINGGAHI BUNG KARNO, APA YANG MEMBUAT KAMAR MELATI 01 HOTEL REMBANGAN JEMBER ISTIMEWA?

    Oktober 14, 2025

    MENGENAL KRATOM, “DAUN SURGA” INDONESIA YANG MENJADI INCARAN DUNIA

    Maret 24, 2025

    KISAH INSPIRATIF FOUNDER PARAGON CORP DIANGKAT DALAM SEBUAH FILM PENDEK “MENGUSAHAKAN PERTOLONGAN ILAHI”

    Maret 13, 2025

    Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

    Don't Miss
    News

    PURNABAKTI 36 TAHUN ATIN MAHATMA, SAKSI HIDUP EVOLUSI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN JEMBER

    By Sekar Kijang 2Oktober 30, 20250

    SEKARKIJANG.JEMBER – Tiga puluh enam tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bagi sebagian orang, durasi ini…

    TEROBOSAN BARU MAHASISWA UNEJ, KOKTAIL BAKTERIOFAG DIKEMBANGKAN SEBAGAI ALTERNATIF AMPUH LAWAN BAKTERI RESISTEN

    Oktober 29, 2025

    HMI CABANG JEMBER LAKSANAKAN LK II DAN LKK 2025, CETAK PEMIMPIN MUDA INTELEKTUAL, BERINTEGRITAS, BERILMU DAN BERIMAN

    Oktober 27, 2025

    PMI KABUPATEN JEMBER IKUT MERIAHKAN ‘BUNGA DESAKU’ BERSAMA GUS BUPATI FAWAIT DI PANTI, FOKUS DONOR DARAH DAN LAYANAN KESEHATAN

    Oktober 25, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    PURNABAKTI 36 TAHUN ATIN MAHATMA, SAKSI HIDUP EVOLUSI UNIT DONOR DARAH PMI KABUPATEN JEMBER

    Oktober 30, 2025

    TEROBOSAN BARU MAHASISWA UNEJ, KOKTAIL BAKTERIOFAG DIKEMBANGKAN SEBAGAI ALTERNATIF AMPUH LAWAN BAKTERI RESISTEN

    Oktober 29, 2025

    HMI CABANG JEMBER LAKSANAKAN LK II DAN LKK 2025, CETAK PEMIMPIN MUDA INTELEKTUAL, BERINTEGRITAS, BERILMU DAN BERIMAN

    Oktober 27, 2025

    PMI KABUPATEN JEMBER IKUT MERIAHKAN ‘BUNGA DESAKU’ BERSAMA GUS BUPATI FAWAIT DI PANTI, FOKUS DONOR DARAH DAN LAYANAN KESEHATAN

    Oktober 25, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    About Us
    About Us

    Sekar Kijang platform digital menyajikan informasi berita terkini yang Jernih dan Inspiratif

    Our Picks
    New Comments
    • ryo pada MIRDAN IDHAM TERHADAP TEMA TRAINING RAYA : KESELARASAN DENGAN PROGRAM PEMERINTAHAN
    • Zakaria pada HMI KOM TP BAGIKAN RATUSAN NASI KOTAK UNTUK PENGENDARA, UMKM DAN JAMAAH MASJID
    • Eko Budi Setiawan pada GUS BUPATI FAWAIT DAN KETUA TP PKK NING GHYTA TEGASKAN HONOR KADER POSYANDU SEGERA DICAIRKAN
    • Imam rahmad pada GUS BUPATI FAWAIT DAN KETUA TP PKK NING GHYTA TEGASKAN HONOR KADER POSYANDU SEGERA DICAIRKAN
    Sekar Kijang News
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Tentang Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Pedoman Media Siber
    • Disclaimer
    © 2025 SekarKijang.com. Designed by @imron_designer.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.